betapunyacerita.com -
Makassar, Kemendikbudristek --- Festival Tunas Bahasa
Ibu (FTBI) tingkat SMP di Provinsi Sulawesi Selatan memperlombakan tiga
bahasa daerah yang besar dan banyak digunakan di Makassar, yaitu Bahasa
Bugis, Bahasa Makassar, dan Bahasa Toraja. Bentuk kegiatan FTBI yaitu
lomba membaca puisi, lomba mendongeng, dan lomba pidato menggunakan tiga
bahasa daerah tersebut. FTBI tingkat SMP Sulawesi Selatan berlangsung
dari tanggal 13 s.d. 16 November 2022 di Kota Makassar.
Kepala
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, E. Aminuddin Aziz, mengatakan
Provinsi Sulawesi Selatan bisa menjadi salah satu contoh di mana
bahasa-bahasa daerah itu tidak hanya ada satu yang dominan, tetapi
terdapat tiga bahasa daerah yang dominan. “Bahasa Makassar, Bahasa
Bugis, dan Bahasa Toraja, masing-masing bahasa ini dengan penuturnya
masing-masing, mereka hidup dikelola oleh masyarakatnya dan tidak ada
saling konflik di antara bahasa-bahasa itu. Kami ingin tahu bagaimana
proses pelestarian dan pewarisan bahasa ini di masyarakat yang bahasanya
seperti itu,” ujarnya saat pembukaan FTBI Provinsi Sulawesi Selatan,
Minggu (13-11-2022).
Aziz menuturkan, FTBI juga dilakukan di
daerah-daerah yang bahasanya homogen, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan
Bali. Sementara di Sulawesi Selatan bahasanya heterogen. “Diharapkan
kegiatan ini dapat mendorong pemerintah daerah untuk lebih peduli lagi
dengan bahasa-bahasa daerah yang ada di Sulawesi Selatan sehingga ada
muatan lokal untuk bahasa daerah,” tuturnya.
Ia juga menegaskan
bahwa bahasa daerah merupakan aset yang harus dijaga karena menjadi
identitas masyarakat. “Kalau kita kehilangan bahasa daerah, maka hilang
identitas kita,” katanya.
Bahasa Toraja merupakan salah satu bahasa
daerah yang dominan di Provinsi Sulawesi Selatan juga bahasa daerah yang
terpilih untuk dilakukan direvitalisasi oleh Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek. Bahasa Toraja merupakan aset yang
harus dijaga dan dilestarikan oleh semua pemangku kepentingan agar
bahasa Toraja tidak hilang, sehingga identitas masyarakat Toraja juga
tidak hilang.
Asisten 1 Bidang Pemerintahan Sulawesi Selatan,
Andi Aslam Patonangi, mengatakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
akan mengawal bahasa daerah lintas kabupaten dan kota, seperti bahasa
Bugis, bahasa Makassar, dan bahasa Toraja.
Dosen UKI Tana
Toraja sekaligus juri FTBI tingkat SMP di Sulawesi Selatan, Dina Gasong,
mengatakan pemerintah daerah Toraja harus lebih serius dalam
melestarikan bahasa Toraja. “Bentuk keseriusan Pemda Toraja dinyatakan
dalam bentuk regulasi. Harus ada perdanya bahwa SD dan SMP sampai SMA
itu harus ada muatan lokal bahasa dan sastra,” tegasnya.