betapunyacerita.com - dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apapunJakarta (ANTARA) - Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ingin memberi ruang lebih luas untuk para pemusik tradisional dalam penyelenggaraan International Ethnic Music Festival di kemudian hari.
"Semoga (kelak) dapat anggaran makin besar agar kegiatan lebih besar, lebih banyak pemusik tradisional bisa tampil, membuka mata kita semua," kata anggota Komite Musik DKJ Cholil Mahmud yang juga vokalis band Efek Rumah Kaca, di Jakarta, Senin.
International Ethnic Music Festival 2022 yang digelar oleh Komite Musik Dewan Kesenian Jakarta tahun ini menampilkan enam musisi tradisi dari dalam dan luar negeri, yakni Rapai Pase (Aceh), Timur Jauh (Ternate), Riau Rhythm (Riau), Kadapat (Bali), Sinar Baru (Tangerang), dan Leon Gilberto Medellin (Meksiko), Cristina Duque (Ekuador), dan Victor Hugo (Meksiko) yang nantinya secara khusus akan mengisi sesi masterclass tentang musik dan tari Amerika Latin.
Baca juga: DKJ harap konser fisik dan daring bisa beriringan di pemulihan pandemi
Cholil mengatakan Komite Musik sudah memilih para penampil berdasarkan hasil kurasi dan mengupayakan agar selalu musisi baru yang tampil.
Ia berharap nantinya ada jalur baru di mana pemusik tradisi bisa mendaftarkan diri dan berkesempatan untuk berpartisipasi. Bila itu sudah terwujud, diharapkan musisi-musisi tradisi berbakat yang berada di luar "radar" DKJ bisa punya peluang untuk unjuk gigi.
Cholil menuturkan sebelum penyelenggaraan festival ini, Komite Musik telah berdiskusi bersama para praktisi musik tradisi untuk mengetahui apa saja tantangan yang mereka hadapi sehari-hari.
Hasil diskusi itu dikerucutkan menjadi dua topik bincang-bincang dalam festival, yakni diskusi tentang ekosistem musik tradisional di Indonesia dan diskusi mengenai penciptaan karya musik baru berbasis tradisi.
Dalam diskusi mengenai penciptaan karya musik baru berbasis tradisi, pembicaraan akan berpusat mengenai cara memadukan musik tradisi dan musik modern agar bisa tampil utuh dan bukan sekadar tempelan semata.
Lewat perpaduan itu, ujar Cholil, maka pendengar-pendengar muda yang jarang terpapar musik tradisi bisa turut mendengarkan kekayaan musik tradisional Nusantara yang kaya.
Menurut Imam Firmansyah, anggota Komite Musik Komite Dewan Kesenian Jakarta yang juga berprofesi sebagai komposer musik tradisi, masih banyak kedahsyatan musik tradisi yang harus diperkenalkan.
"Terlebih, musik tradisi juga punya peluang yang luas untuk bisa dikembangkan dan bisa dikolaborasikan dengan musik apapun,” ujar Imam.
Baca juga: Mengapresiasi musisi tradisi di International Ethnic Music Festival
Baca juga: International Ethnic Music Festival jadi wadah apresiasi musik tradisi
Baca juga: Hari Musik Nasional dimaknai sebagai selebrasi seni dan budaya
Pewarta: Nanien YuniarEditor: Alviansyah Pasaribu COPYRIGHT © ANTARA 2022