betapunyacerita.com -
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tak hanya menjadi ajang mencari
solusi-solusi yang dihadapi dunia, namun juga tempat promosi potensi
sang tuan rumah. Itu pula yang dilakukan Indonesia. Sebagai tuan rumah
alias Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia menjadikan ajang pertemuan
kepala negara itu, untuk mengenalkan sejumlah potensi yang dimilikinya.
Salah satunya mengenalkan warisan budaya yang ada di Bali, yakni arak
Bali. Arak Bali terpilih menjadi salah satu yang dijadikan souvenir
bagi tamu-tamu negara yang hadir dalam acara itu.
Dalam rangkaian KTT G20 ini, setidaknya ada 50 botol arak Bali 750 ml
yang dijadikan oleh-oleh. Buah tangan dan souvenir arak Bali ini hanya
diberikan untuk jajaran menteri yang hadir di G20. Arak Bali yang
dijadikan souvenir ini dihadirkan dalam lima rasa yaitu manggis, kopi,
beri, original, dan ameritha (murni).
Arak Bali yang disajikan di konferensi ini diproduksi langsung dari
petani lokal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Karangasem. Arak ini
dibuat dari bahan lontar, jaka, dan kelapa dan kemudian dicampur dengan
rempah, madu dan buah-buahan untuk menghasilkan varian rasa.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Provinsi Bali
merupakan produsen arak terbesar di Indonesia. Total produk yang
terdaftar mencapai 422 jenis pada 2020.
Arak Bali ini juga sudah ditetapkan menjadi warisan budaya tak benda
oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia melalui surat keputusan Nomor 414/P/2022.
Arak dibuat dari bahan-bahan alam. Arak Bali murni dapat menggunakan
tuak pohon kelapa, pohon enau atau aren, dan pohon lontar. Pemilihan
bahan baku arak biasanya tergantung sumber daya alam dan ciri khas desa
perajin arak.
Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 menyebut, arak Bali adalah
minuman yang dibuat dari bahan baku lokal secara tradisional dan
turun-menurun. Minuman ini dikemas secara sederhana dan mengandung ethil
alkohol atau etanol (C2H5OH). Proses pembuatannya, melalui fermentasi
dan distilasi dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat.
Berdasarkan data BPOM, arak Bali biasanya digunakan masyarakat
setempat sebagai keperluan upacara adat. Selain itu, juga untuk
penghangat tubuh. Bagi masyarakat Bali, arak juga punya khasiat
menurunkan demam, obat rematik dan diabetes, meremajakan kulit, serta
campuran bahan makanan.
Bahan membuat arak Bali murni beragam, tergantung sumber daya alam
dan ciri khas desa perajin arak. Beberapa bahan yang dapat digunakan,
seperti nira pohon kelapa, pohon enau (aren), dan pohon ental (lontar).
Petani arak akan menyadap nira pohon kelapa sehari dua kali. Hasil
sadapan ini kemudian dikumpulkan dalam wadah.
Setelah terkumpul, nira diberi serabut kelapa dan disimpan untuk
proses fermentasi selama dua sampai tiga hari. Para petani kadang juga
menggunakan kulit kayu bayur atau kutat dalam proses fermentasi ini.
Selesai masa fermentasi, nira yang kadar alkoholnya meningkat berubah
rasa dan tekstur. Nira hasil fermentasi ini kemudian disuling selama
kurang lebih 12 jam.(*)
(Seorang pembeli sedang menunjukkan arak Bali yang dibelinya. Foto: tangkapan layar instagram @THE AUTHENTIC ARAK BALI.)